Kamis, 27 Maret 2014

Derai-Derai Cemara


Derai-Derai Cemara
Karya : Chairil Anwar

Cemara  menderai sampai jauh
Terasa hari akan jadi malam
Ada beberapa dahan ditingkap
merapuh
Dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda-menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta dan sekolah
Rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak
Diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah







            Analisis gaya bahasa puisi derai-derai cemara karya Chairil Anwar.
Cemara  menderai sampai jauh
            Pada bait puisi derai-derai cemara termasuk gaya bahasa hiperbola  karena pengungkapan yang berlebih-lebihan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal.
Terasa hari akan jadi malam
            Pada bait puisi derai-derai cemara termasuk gaya bahasa alegori karena bait kedua mentnyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggamabaran. Dimana hari yang yang cerah seakan terasa menjadi menjadi malam maksudnya, hidup ysng cerah menurut orang lain namun gelap baginya.

Ada beberapa dahan ditingkap
merapuh
Dipukul angin yang terpendam
            Pada bait puisi-puisi derai cemara di atas termasuk gaya bahasa  alegori  karena menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggamabaran. Dimana bait puisi dia atas menggamabarakan diri manusia yang mulai merapuh dan suasana hampir malam menngamabarkan tentang perjalan hidup yang pasti akan selalu berakhir dan semua yang bernyawa akan mati.

Aku sekarang orangnya bisa tahan
Sudah beberapa waktu bukan kanak lagi
            Pada bait puisi-puisi derai-derai cemara di atas termasuk gaya bahasa alegori karena manyatakan denagn cara lain, malalui kiasan atau penggambaran. Dimana puisi di atas mengambarkan kedewasaan tokoh aku,yang  di gambarkan dari kalimat “sudah berapa waktu bukan kanak lagi” penggamabaaran tentang pandanangan si tokoh aku yang terjadi saat dia masih kanak-kanak dan pada saat dia akan beranjak menjadi dewasa.
Tapi dulu memang ada suatu bahan
Yang bukan dasar perhitungan kini


Hidup hanya menunda-menunda kekalahan
Tambah terasing dari cinta dan sekolah
Rendah
Dan tahu, ada yang tetap tidak
Diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah

             Pada bait puisi-puisi derai-derai cemara di atas termasuk gaya bahasa alegori karena manyatakan denagn cara lain, malalui kiasan atau penggambaran. Dimana puisi di atas menggambarkan tentang keputusasaan, kekalahan digambarkan sebagai suatu symbol kepasrahan dan identik dengan kepuutusaa.  

Dan tahu, ada yang tetap tidak
Diucapkan
Sebelum pada akhirnya kita menyerah
            Dari abit puisi di atas menggunakan gaya baahasa alegori karena  menggambarkan penderitaan, cita-cita, bahkan kematian. Dimana dari bait-bait puisi tersebut menggambarka akan akan pada masa lalu yang cemerlang namun tokoh mengalami penderitaan dalam hidunya. Namapak dari kata yang digunakan menceritakan tentang cita-cita yang indah, namun berbeda dengan apa yang di harapkan sehingga membwa tokoh ke dunia dianggap asing pada akhirnya berujung pada keputusasaan dan kematian.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar