Sabtu, 07 Juni 2014



Nama : iis diana
Npm : 116110476
Tugas Semantik Pertanyaan dan Jawaban Pada Pembahasan Relasi Makna
Pertanyaan :
      1.            Apakah sinonim antar kalimat dua buah kata yang berbeda selamanya memilki arti yang sama?
      2.            Jelaskan letak antonim pada tataran bahasa, seperti tataran morfem, frase, kata, dan kalimat!
      3.            Menagpa penggunaan istilah opposisi lebih tepat dari penggunaan istilah antonim?
      4.            Jelaskan dengan singkat perbedaan opposisi, hubungan opposisi hierarkial, dan opsisi majemuk?
      5.            Jelaskan maksud dari konsep hiponim dan hipemimi mudah diterapkan pada kata kerja dan kata sifat!
      6.            Jelaskan bagaimana  bentuk-bentuk polisemi denagn hiponimi!
      7.            Menagpa perbedaan ambiguitas berasal adri garametikal yang lebih besar?
      8.            Jelaskan redudansi dalam bentuk kalimat dan bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja yang digunakan?

Jawaban :
      1.             dua buah kata yang bersinonim itu; kesamaannya tidak selalu sama, hanya kurang lebih saja dan kesamaannya itu tidak bersifat mutlak. Andaikata makna mati dan meninggal itu maknanya seratus persen sama, tentu kita dapat mengganti kata mati dalam kalimat tikus itu mati diterkam b.kucing dengan kata meninggal menjadi tikus itu meninggal diterkam kucing. Ini bukti yang jelas bahwa kata-kata yang bersinonim itu tidak memiliki makna yang seratus persen sama
      2.            a. letak antonim di dalam Bahasa Indonesia untuk tataran morfem(terikat) barangkali tidaka ada, akan tetapi dalam Bahasa Inggris dapat kita lihat pada contoh progresif dengan regresif, dimana pro- dan re- berantonim.
b. letak antonim pada tataran kata contohnya pada kata bagus dan buruk.
c. letak antonim pada kalimat seperti yang terdapat pada contoh hidup dan mati, sesuatu yang hidup memang belum atau tidak mati, dan sesuatu yang mati memang sudah tidak hidup.
      3.            Penggunaan oposisi makna lebih mutlak mudah menganalisis maknanya mudah dipahami. Sedangkan penngunaan antonim tidak bersifat mutlak makna katanya sedikit susah dibandingkan oposisi. penggunaan istilah oposisi lebih mudah dibandimgkan penggunaan oposisi.
      4.            Perbedaan oposisi tersebut adalah oposisi hubungan ini saling melengkapi. Artinya kehadiran kata yang satu karena kata lain yang menjadi oposisinya tanpa ada kehadiran keduanya maka oposisi tidak ada. Umpamanya, kata menjual, beroposisi dengan kata memembeli. Kata jual dan memembeli walauupun mkna nya berlawanan, tetapi proses kejadiannya berlaku serempak. Oposisi hieraakial adalah makna kata-kata yang beraposisi hirakial ini menyatakan suatu deret jenjang atau tingkatan. Oleh karena itu kata-kata yang beraposisi hirakial ini adalah kata-kata yang berupa nama satuan ukuran, (berat, panjang, dan sisi), nama satuan hitungan dan penangggalan, nam jenjang kepangkatan dan sebagainya. Oposisi majemuk adalah selama ini yang dibicarakan adalah oposisi di antara dua buah kata, seperti hidup-mati, menjual-membeli, jauh-dekat, dan prajurit opsir. Namun dalam peraharaan kata Indonesia ada kata-kata yang beraposisi terhadapa lebig dari satu kata. Misalnya kata berdi berposisi dengan kata dduduk, denagn kata berbaring, berjongkok, keadaan seperti ini lazim disebut istila oposisi majemuk.
      5.            coba kita perhatikan terlebih dahulu pengertian dari hiponimi dan hipernimi. Hiponimi adalah nama yang termasuk di bawah nama lain misalnya kata bunga anggrek, bunga mawar, bunga ros dan lain sebagainya termasuk  hipernimi dari bunga. Sedangkan hipernimi adalah nama untuk nama lain yang berada di atasnya, misalnya kata ikan termasuk hiponimi dari ikan tongkol, ikan bandeng, ikan tenggiri dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kita mengambil contoh untuk menjelaskan hiponimi dan hipernimi dengan menggunakan kata dari kata kerja dan sifat itu sangat sulit untuk di pahami.
      6.            kalau polisemi  yaitu satuan bahasa yang memiliki makna yang lebih dari satu umpamanya kata kepala yang bisa berarti salah satu anggota tubuh, bisa juga bermakna pemimpin yang sedang menjabat di suatu perusahaan bisa juga bagian anggota tubuh yang letaknya di atas leher. Sedangkan homonimi adalah satuan bahasa yang memiliki nama sama akan tetapi benda atau hal yang rujukannya berbeda. Misalnya pada kata “pacar” yang bisa berarti kekasih dan bisa juga berarti inai.
      7.            karena frase atau kalimat yang terjadi di dalam di dalam ambiguitas yang berasal dari gramatikal yang lebih besar itu sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda. Umpamanya frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan sebagai (1) buku sejarah itu baru terbit atau (2) buku itu berisi sejarah zaman baru.
      8.            redudansi adalah berlebih-lebihan dalam suatu bentuk ujaran.  Misalnya pada kalimat bola di tendang si Udin, maknanya tidak akan berubah bila dikatakan bola di tendang oleh si Udin. Pemakaian kata oleh dalam kalimat nomor dua di anggap sebagai sesuatu yang redudansi yang berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak perlu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar