Nama : iis diana
Npm : 116110476
Tugas Semantik Pertanyaan dan Jawaban Pada Pembahasan Relasi Makna
Pertanyaan
:
1.
Apakah
sinonim antar kalimat dua buah kata yang berbeda selamanya memilki arti yang
sama?
2.
Jelaskan
letak antonim pada tataran bahasa, seperti tataran morfem, frase, kata, dan
kalimat!
3.
Menagpa
penggunaan istilah opposisi lebih tepat dari penggunaan istilah antonim?
4.
Jelaskan
dengan singkat perbedaan opposisi, hubungan opposisi hierarkial, dan opsisi
majemuk?
5.
Jelaskan
maksud dari konsep hiponim dan hipemimi mudah diterapkan pada kata kerja dan
kata sifat!
6.
Jelaskan
bagaimana bentuk-bentuk polisemi denagn
hiponimi!
7.
Menagpa
perbedaan ambiguitas berasal adri garametikal yang lebih besar?
8.
Jelaskan
redudansi dalam bentuk kalimat dan bentuk kalimat dan bentuk ujaran apa saja
yang digunakan?
Jawaban
:
1.
dua buah kata yang bersinonim
itu; kesamaannya tidak selalu sama, hanya kurang lebih saja dan kesamaannya itu
tidak bersifat mutlak. Andaikata makna mati dan meninggal itu maknanya seratus
persen sama, tentu kita dapat mengganti kata mati dalam kalimat tikus itu mati
diterkam b.kucing dengan kata meninggal menjadi tikus itu meninggal diterkam
kucing. Ini bukti yang jelas bahwa kata-kata yang bersinonim itu tidak memiliki
makna yang seratus persen sama
2.
a. letak antonim di dalam
Bahasa Indonesia untuk tataran morfem(terikat) barangkali tidaka ada, akan
tetapi dalam Bahasa Inggris dapat kita lihat pada contoh progresif dengan
regresif, dimana pro- dan re- berantonim.
b. letak
antonim pada tataran kata contohnya pada kata bagus dan buruk.
c. letak
antonim pada kalimat seperti yang terdapat pada contoh hidup dan mati, sesuatu
yang hidup memang belum atau tidak mati, dan sesuatu yang mati memang sudah
tidak hidup.
3.
Penggunaan oposisi makna
lebih mutlak mudah menganalisis maknanya mudah dipahami. Sedangkan penngunaan
antonim tidak bersifat mutlak makna katanya sedikit susah dibandingkan oposisi.
penggunaan istilah oposisi lebih mudah dibandimgkan penggunaan oposisi.
4.
Perbedaan
oposisi tersebut adalah oposisi hubungan ini saling melengkapi. Artinya
kehadiran kata yang satu karena kata lain yang menjadi oposisinya tanpa ada
kehadiran keduanya maka oposisi tidak ada. Umpamanya, kata menjual, beroposisi
dengan kata memembeli. Kata jual dan memembeli walauupun mkna nya berlawanan,
tetapi proses kejadiannya berlaku serempak. Oposisi hieraakial adalah makna
kata-kata yang beraposisi hirakial ini menyatakan suatu deret jenjang atau
tingkatan. Oleh karena itu kata-kata yang beraposisi hirakial ini adalah
kata-kata yang berupa nama satuan ukuran, (berat, panjang, dan sisi), nama
satuan hitungan dan penangggalan, nam jenjang kepangkatan dan sebagainya.
Oposisi majemuk adalah selama ini yang dibicarakan adalah oposisi di antara dua
buah kata, seperti hidup-mati, menjual-membeli, jauh-dekat, dan prajurit opsir.
Namun dalam peraharaan kata Indonesia ada kata-kata yang beraposisi terhadapa
lebig dari satu kata. Misalnya kata berdi berposisi dengan kata dduduk, denagn
kata berbaring, berjongkok, keadaan seperti ini lazim disebut istila oposisi
majemuk.
5.
coba kita perhatikan terlebih
dahulu pengertian dari hiponimi dan hipernimi. Hiponimi adalah nama yang
termasuk di bawah nama lain misalnya kata bunga anggrek, bunga mawar, bunga ros
dan lain sebagainya termasuk hipernimi
dari bunga. Sedangkan hipernimi adalah nama untuk nama lain yang berada di
atasnya, misalnya kata ikan termasuk hiponimi dari ikan tongkol, ikan bandeng,
ikan tenggiri dan lain sebagainya. Akan tetapi jika kita mengambil contoh untuk
menjelaskan hiponimi dan hipernimi dengan menggunakan kata dari kata kerja dan
sifat itu sangat sulit untuk di pahami.
6.
kalau polisemi yaitu satuan bahasa yang memiliki makna yang
lebih dari satu umpamanya kata kepala yang bisa berarti salah satu anggota
tubuh, bisa juga bermakna pemimpin yang sedang menjabat di suatu perusahaan
bisa juga bagian anggota tubuh yang letaknya di atas leher. Sedangkan homonimi
adalah satuan bahasa yang memiliki nama sama akan tetapi benda atau hal yang
rujukannya berbeda. Misalnya pada kata “pacar” yang bisa berarti kekasih dan bisa
juga berarti inai.
7.
karena frase atau kalimat
yang terjadi di dalam di dalam ambiguitas yang berasal dari gramatikal yang
lebih besar itu sebagai akibat penafsiran struktur gramatikal yang berbeda.
Umpamanya frase buku sejarah baru dapat ditafsirkan sebagai (1) buku sejarah
itu baru terbit atau (2) buku itu berisi sejarah zaman baru.
8.
redudansi adalah
berlebih-lebihan dalam suatu bentuk ujaran.
Misalnya pada kalimat bola di tendang si Udin, maknanya tidak akan
berubah bila dikatakan bola di tendang oleh si Udin. Pemakaian kata oleh dalam
kalimat nomor dua di anggap sebagai sesuatu yang redudansi yang
berlebih-lebihan yang sebenarnya tidak perlu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar